Imagini ale paginilor
PDF
ePub

kemungkinan bahwa seharusnya ditolak karena terlalu keras. Ada muncul pandangan bahwa syarat-syarat dengan sengaja ditentukan terlalu keras supaya ditolak. Menurut pandangan itu hasil pertemuan hanya menekankan kemustahilan menyeberangi perbatasan. Juga Mansren sendiri tidak boleh menghasilkannya. Perpisahan antara Mansren sebagai anggota dunia Koreri dan orang lain sebagai anggota dunia sasor ialah mutlak. Tidak terdapat kemungkinan hubungan apapun selain melalui pembinasaan yang mutlak yaitu melalui kematian. Hanya dengan jalan itu dunia sasor dihilangkan. Tetapi manusia biasanya tidak bersedia menggunakan jalan itu dengan sengaja.

Contoh yang kedua yang menerangkan keadaan yang sama ialah kehidupan bersama antara Mansren dengan keempat keret yang diciptakannya di Numfor. Sekalipun mereka merupakan suatu hasil perbuatan Mansren sendiri, tapi mereka menolak mendengarkan pesan-pesan Mansren. Mereka tidak mampu dan tidak mau menghilangkan hal menangiskan orang mati. Mereka tidak mampu dan tidak mau berhenti dengan perjalanan mengambil bahan makanan. Mereka tidak mampu dan tidak mau dengan sengaja menerima kematian. Karena justru itulah yang diminta Mansren perpisahan antara dia dan manusia adalah mutlak dan tidak ada petunjuk apapun yang menerangkan hubungan itu dapat diperbaharui lagi. Mansren tidak kembali dan perkembangannya juga tidak bisa diperbaiki.

Yang mengherankan pada latar-belakang itu ialah penutup ceritera sebagaimana dicatat pada akhir teks, dimana disebutkan bahwa Mansren akan kembali sesudah tujuh turunan dan bahwa dia meninggalkan beberapa pesan yang harus diikuti pengikut-pengikutnya. Dalam buku karangan Kamma terdapat satu uraian yang cukup panjang atas dasar versi-versi yang ada apakah penutup itu yang merupakan bagian asli dari ceritera mite itu atau apakah penutup yang terdapat sekarang ditambah kan kemudian dengan alasan yang tidak berdasarkan tradisi yang berlaku dilingkungan kebudayaan mite tersebut. Keputusan itu mungkin tidak dapat dikenakan pada metode Kamma, yaitu dengan alasan empiris. Tetapi kalau bahan mite ditafsirkan sendiri sudah jelas penutup itu merupakan satu bagian yang tidak sesuai dengan bahan-bahan lain dan harus disebut asing.

Dengan menetapkan mutlaknya perbatasan antara dunia sasor dan dunia Koreri, juga ditetapkan kemustahilan kembalinya Mansren sebelum manusia mati dan setiap usaha untuk mendatangkan Koreri tidak sesuai dengan logika mite melainkan berdasarkan pandangan-pandangan lain.

c. Peranan para pendeta dalam lingkungan mite Manarmakeri

Tugas tenaga gerejani dalam rangka itu ialah bahwa terpaksa dia harus membandingkan pandangan yang berdasarkan mite itu dengan pengakuan Kristen. Sebagaimana setiap perbandingan, perbandingan itu juga mengandung semacam penilaian yang menghasilkan tindakan-tindakan tertentu. Kalau keseluruhan lingkungan mite dinilai kafir dan kurang berguna, maka si pendeta akan melarang dengan keras segala sesuatu yang berhubungan dengan mite Manarmakeri.

Sekalipun para pendeta terpaksa harus menilai atas dasar pengakuannya sendiri, pada masa kini hal ini harus dilaksanakan dengan sangat hatihati. Sama seperti mite Manarmakeri dan pandangan hidup yang berdasarkannya telah banyak mempengaruhi kebudayaan umum di lingkungan Biak dan sebaliknya, demikian juga pengakuan Kristen masih belum dibedakan dengan baik dari kebudayaan Barat. Tetapi penilaian yang disebut tadi boleh berdasarkan pengakuan Kristen saja sebagaimana yang terdapat dalam kalangan Alkitab dan tidak berdasarkan kebiasaan kebudayaan Barat. Karena para teolog masih merasakan kesulitan itu maka harus hati-hati dan cukup rendah hati setiap kali melakukan penilaian.

Misalnya pandangan hidup yang memisahkan kedua dunia itu dan kurang atau tidak mengenal satu perkembangan dari dunia fana sampai kepada dunia kekal, pada umumnya cepat dinilai statis. Dan orang yang mengalaminya dan menerimanya begitu saja dinilai sebagai orang yang pasif yang kurang mampu untuk pembangunan. Hendaknya disadari bahwa perkembangan teknis dalam dunia mite. Disana pandangan yang disebut pandangan pembangunan itu jelas berdasarkan perkembangan teknis dalam dunia modern yang sangat berbeda dengan padangan dunia mite. Disana pandangan yang disebut pasif tidak dialami begitu tetapi dalam bentuk lain yang selalu disebut senang-senang saja. Tidak terdapat satu dorongan untuk berkembang dan kalau dorongan itu dimasukkan dari luar selalu dirasakan sebagai satu gangguan yang besar yang dapat dibenarkan kalau dilihat dari pihak lain.

Para pendeta harus berjalan atas satu jalan yang sangat sempit, atas satu punggung gunung batu yang sangat tinggi. Perjalanan mereka hanya dapat selamat kalau dijalankan dengan hati-hati dan dengan banyak takut dan gentar sehingga jangan mereka jatuh ke kanan, memotong akarakar kebudayaannya sendiri dan lebih mengkhotbahkan satu kebudayaan asing dari pengakuan Yesus Kristus. Jangan pula mereka jatuh kekiri dan mempersamakan pengakuan Kristen begitu saja dengan tradisitradisi setempat dan lebih banyak merupakan seorang konoor gaya baru dari seorang pekabar Injil Yesus Kristus.

Dengan perasaan rendah hati itu harus diakui bahwa pengakuan Kristen lain pendapatnya tentang kedua pokok besar tadi dari tradisi Manarmakeri.

1. Manarmakeri terus dipimpin dalam perkembangannya tanpa menyadarinya sendiri. Dia dapat disebut semacam alat dalam satu perkembangan yang tidak dikenalnya. Dia dapat memperanakkan Manarbew tanpa mengetahuinya sampai Manarbew sendiri menyatakan hal itu secara ajaib.

Orang Kristen dipertanggung-jawabkan atas keadaan perkembangan mereka dengan dunia sekelilingnya. Mereka dianugerahkan kuasa atas ciptaan Allah dan mereka disalahkan kalau perkembangan tidak sesuai dengan kehendak Allah sendiri. Orang Kristen bukan alat dalam tangan wakil alam semesta yang buas seperti babi, kasuari atau bintang pagi, melainkan mereka diberi kuasa supaya alam semesa ditaklukkan bagi manusia demi kesejahteraan dan keselamatan dunia sebagaimana dinya

takan dalam Yesus Kristus, harus menentukan bahwa pandangan hidup yang senang-senang saja tidak sesuai dengan pandangan hidup pengakuan Kristen.

Dengan hati-hati agama Kristen mengasingkan orang dari keadaan yang senang saja dan menuntut usaha sendiri ke arah kesejahteraan dan keselamatan.

2. Mite Manarmakeri menetapkan satu pembatasan mutlak antara dunia Koreri dan dunia sasor dimana tidak pernah terdapat hubungan apapun diantaranya. Juga pendapat dasar itu orang Kristen akui kurang benar. Alkitab juga kenal pembedaan dunia Allah yang di sorga dan dunia manusia yang tealh jatuh dosa. Tetapi menurut pengakuan Alkitab perbatasan diantaranya telah diseberangi oleh Anak Allah sendiri yang masuk dunia yang telah jatuh dosa supaya dunia kita diselamatkan. Dengan demikian dunia disebelah tidak sebelah saja melainkan telah menjadi kenyataan dan kemungkinan bagi manusia yang diselamatkan. Dengan demikian dunia sorga telah menjadi sasaran pasti dari dunia kita yang sedang berkembang kearah itu Kalau dimengerti baik kata "pembangunan" yang seringkali digunakan pada masa kini bagi orang Kristen sama artinya dengan kata "penyelamatan".

Disini kurang kesempatan bagi kita untuk menguraikan dalam bentuk apakah penyelamatan itu telah jadi, sedang jadi dan akan jadi. Banyak harus direnungkan, bagaimana Yesus Kristus sendiri dan cara bagaimana dia hadir di tengah dunia, khususnya dalam bentuk sengsara dan salib yang tidak boleh dipisahkan dari peristiwa kebangkitan. Keringat dan beratnya usaha penyelamatan mempunyai tempat khusus dalam kehidupan orang Kristen.

Dengan hati-hati orang Kristen merasa diharuskan untuk menetapkan bahwa beberapa pandangan dasar mite Manarmakeri dan pengakuan Kristen tidak mungkin ada penyelesaiannya. Tugas pendeta ialah agar hal itu dijelaskan dan orang diyak nkan tentangnya tanpa mereka diasingkan dari kebudayaan setempat mereka. Tugas pendidikan teologia ialah mempersiapkan para pendeta untuk tugas itu yang tanpa pertolongan Tuhan mustahil ada penyelesaiannya.

[blocks in formation]

Penganut-penganut sexisme niscaya menggunakan ayat ini untuk kepentingan diri-sendiri. Bagi para pria yang mengagung-agungkan kejantanan (male chauvinists) ayat ini membuktikan bahwa wanita pada dasarnya lebih rendah dari laki-laki. Sedangkan para wanita ultra-feminis segera akan mengatakan bahwa ayat ini adalah bukti nyata dari kebiasaan "pria-pria jantan" untuk membalikkan fakta: bukankah pria yang terlahir dari wanita? Mengapa di sini dinyatakan sebaliknya !

Menurut hemat penulis, kedua pendapat ini tidak wajar, malahan sama sekali tidak menangkap inti sari ayat ini. Bukankah intisarinya adalah ini wanita dan pria diciptakan agar berada dalam hubungan dengan Allah dan dengan masing-masing. Mereka diciptakan bersama-sama, dan untuk saling melengkapi. Seorang diri manusia itu takkan berarti, ia takkan lengkap. Saling melayani, bukan jenis kelamin, itulah penjunjung utama gambar Allah. Fokus azasi riwayat penciptaan ditujukan pa

Ceramah untuk Asia Women's Forum, 25-29 Mei 1977, Penang, Malaysia

*) Bhs. Ibrani : îšša

**) Bhs. Ibrani : îš

da kemungkinan adanya hubungan berbalas-balasan, yaitu kehendak Allah agar Adam (= manusia) bukannya tunggal, melainkan dwitunggal 1),

Perhatikanlah betapa Adam bersukacita menyambut Hawa: "Inilah dia ......!" Memang dalam bahasa Indonesia ayat ini kurang syahdu, karena bagaimanapun juga tak sanggup mendengungkan kembali nadanada indah bahasa aslinya. Lagi pula kurang logis hubungan antara "perempuan" dan "laki-laki"; sedangkan dalam bahasa Ibrani segera tertangkap hubungan antara "îšša" dan "îš". Namun pembahasan ucapan Adam tepat sekali : "Inilah dia .!" Rasa suka-citanya tak dapat di

sangkal lagi.

Inilah kiranya yang perlu kita ingat, bila kita bicarakan pokok W anita dan Pria. Kebersamaan, kesepadanan, keterikatan, singkatnya : kasih adalah inti sari dari ayat agung yang dikutip di atas ini.

Diterjemahkan ke dalam hubungan antar-manusia, tindakan, pranata bagaimanakah gambaran yang kita peroleh?

Oleh karena wanita dan pria menurut definisinya adalah makhlukmakhluk berkelamin, baiklah kita mulai dengan meninjau hubunganhubungan antar kelamin.

A. Hubungan-hubungan antar kelamin (Sexual Relationships)

Peranan menurut jenis kelamin masing-masing (sex-roles) diajar pada kita sejak masih kecil sekali. Anak-anak perempuan diberikan mainan boneka, atau alat rumah tangga; sedangkan anak laki-laki diberikan mainan kereta-api, senapan atau kapal terbang. Anak-anak laki-laki dianjurkan agar berambisi, anak-anak perempuan agar pandai meraga diri. Anak-anak laki-laki tidak boleh cengeng, anak-anak perempuan tidak boleh rewel.

Pria hendaknya kuat, berwibawa, bersikap agresif, dll. Wanita hendaknya lemah lembut tak berdaya, tunduk, bersifat penurut, dll. Pria adalah penakluk, wanita adalah yang takluk. Seorang pria yang banyak pacarnya "hebat"; seorang wanita dalam kasus yang sama, "heboh". Seorang pria yang mengabaikan keluarga karena sibuk dengan pekerjaannya adalah seseorang yang bekerja penuh pengabdian; seorang wanita yang melakukan hal yang sama adalah seorang ibu yang menyelewengkan kewanitaannya.

Inilah yang dinamakan ukuran ganda (double standard). Bagi wanita digunakan ukuran lain dari bagi pria. Mengapa? Dan mengapa harus kita terima?

1) Bandingkan Letty M. Russell, Human Liberation in a Feminist Perspective. A Theology, The Westminster Press, Philadelphia 1974, p. 152; dan Erminie Huntress Lantero, Feminine Aspects of Divinity, Pendle Hill, 1973, p. 4.

« ÎnapoiContinuă »