Imagini ale paginilor
PDF
ePub
[graphic]

MAIN/UC-B

[merged small][merged small][ocr errors]

Majalah PENINJAU diterbitkan empat kali setahun oleh Lembaga Penelitian dan Studi Dewan Gereja-gereja di Indonesia. Maksud penerbitan ini ialah melaporkan hasil pekerjaan LPS-DGI serta merangsang pertukaran pikiran mengenai soal-soal yang digarap dalam bidang-bidang kemasyarakatan, kebudayaan dan keagamaan di sekitar kehidupan Gereja di Indonesia.

Redaksi menyambut baik tanggapan dari para pembaca yang dapat dikirim kepada alamat redaksi. Buku-buku yang diminta untuk dibicarakan dalam majalah PENINJAU, harap dikirim dua eksemplar kepada alamat pos LPS-DGI. Harga langganan Rp. 1200,- setahun, termasuk ongkos kirim. Harga per eksemplar Rp. 350,—

Alamat kantor :

[ocr errors]

Jalan Bank Dagang Negara II/52, Cilandak, Jakarta Selatan (Tilp.: 760 621) Pemimpin Umum: Dr S.A.E. Nababan

Pemimpin Redaksi: Dr. F. Ukur

Pencetak Penerbit & Percetakan "Satya Wacana”, Semarang.

STT SK Men. Pen. No. 281/SK/Ditjen PPG/STT/1977, tgl. 5-1-1977.

Daftar Isi Nomor Ini

Kata Pengantar - Redaksi

Beberapa catatan sekitar penguraian Mite Manarmakeri sebagai tugas teologia Biblika oleh Hans Martin Thimme.

[ocr errors][merged small]
[merged small][ocr errors][merged small][merged small]

Beberapa catatan tentang Pertukaran Utusan Gerejani sebagai perwujudan kerjasama Oikemenis dewasa ini, oleh Odeh Suardi. Refleksi sekitar situasi integrasi Sukubangsa di Kalimantan Barat oleh Yahya Wiriadinata.

113

118

[blocks in formation]
[ocr errors]

Ratu adil ataukah tukang wangsit? oleh Olaf Schumann

Watak dan pengabdian hamba Tuhan di Indonesia oleh Ihromi
Evaluasi terhadap bibliografi karangan Dr. J.A.B. Jongeneel, seksi
Sejarah Gereja Umum (II L, dalam jilid I, hal. 142-164) oleh
Th. van den End.

Isi di luar tanggung jawab :
Percetakan "SATYA WACANA"

125

131

139

142

Dalam Peninjau kali ini akan disuguhkan banyak tulisan dari banyak orang yang merupakan kumpulan dari banyak tema dan bidang.

Pertama-tama sebuah pidato dalam rangka ulang tahun ke-7 Sekolah Tinggi Teologia di Abepura yang berjudul 'Beberapa catatan sekitar penguraian mite Manarmakeri sebagai tugas Teologia Biblika', dikemukakan oleh Hans Martin Thimme. Sebagai usaha untuk mempertemukan dalam suatu pemahaman yang bersifat dialogis antara sumber-sumber kepercayaan asli Irian Jaya dengan sumber kepercayaan Kristen. Dengan usaha tersebut maka diharapkan agar cakrawala pemikiran masing-masing dapat diperluas.

Dari dunia mitologi lama kita segera akan dirangsang oleh mitos yang mutakhir. Yaitu mitos yang sejak jaman dahulu, kalau tidak segera dipersoalkan, akan tetap membuat banyak ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan masyarakat modern. Yettie Katoppo berbicara mengenai hubungan pria dan wanita dari segi mitos yang dianggapnya palsu, yaitu mitos yang memasukkan wanita dalam jalur perbudakan lelaki. Dasar-dasar pandangan yang dikemukakannya adalah dasar pandangan yang digali dari tradisi alkitabiah.

Pembicaraan mengenai mitos dilanjutkan dalam hubungan dengan kehidupan gerejani, yaitu hubungan oikumenis antara gereja-gereja di seluruh dunia. Mitos kegerejaan ini dikemukakan oleh Odeh Suardi dalam rangka pembahasannya mengenai pertukaran utusan gerejani sebagai perwujudan dari kerjasama oikumenis. Mitos itu adalah mengenai kedudukan 'Dunia ke Tiga' yang dalam tata pikiran oikumenis kerap dianggap sebagai sekedar obyek dari misi oikumenis. Hal ini menyebabkan banyak pandangan yang berat sebelah mengenai alamat dari Injil, seolah-olah dunia Barat tidak perlu lagi dipertimbangkan secara injili. Dalam hubungan ini maka yang dicari adalah suatu partnership yang tulen antar gereja sebagai Gereja yang ditempatkan di dunia ini untuk mengambil tanggungjawabnya secara bersama.

Dan Yahya Wiriadinata, sebagaimana biasa, melaporkan berbagai pengalaman penelitiannya yang ia lakukan baru-baru ini di Kalimantan Barat; dalam usahanya untuk mengkaji masalah gereja non-pribumi di Indonesia.

Dalam rubrik 'Serba-serbi', tulisan pertama adalah sebuah renungan untuk mengenang seorang tokoh nasional dan tokoh oikumenis, Pak Leimena. Tulisan ini merupakan suatu usaha untuk menghormati tokoh tersebut dan segala tindakan-tindakannya selama hidupnya yang panjang.

Yang berikut adalah tulisan mengenai 'tukang wangsit' dari Olaf Schummann, sebagai reaksi terhadap nomor PRISMA (Januari 1977) yang membahas soal 'Aspirasi rakyat kecil dan gerakan sosial keagamaan'. Karangan pendek ini hendak lebih mendalami tema tersebut antara lain dengan menanyakan apakah benar dalam masa pra-Islam di kalangan rakyat kecil konsepsi mengenai 'ratu adil' adalah hal yang asing?

84

Lewat pertanyaan semacam itu Olaf Schummann berusaha mengungkapkan segi lain yang belum disentuh oleh kumpulan karangan di majalah Prisma tersebut.

Sementara itu dalam kedudukannya sebagai rektor STT Jakarta yang semakin hari semakin merasa terbeban oleh beaya pendidikan teologi, Ihromi mencoba memberikan dasar-dasar pemikiran mengenai soal pengembangan dana di kalangan warga gereja. Pada gilirannya hal ini akan merupakan suatu pasal yang penting bagi kehidupan gereja yang harus menyelenggarakan suatu sekolah atas kemampuannya sendiri.

Akhirnya van den End, dosen sejarah gereja STT Jakarta membuat semacam pertimbangan buku terhadap terbitan bibliografi buku-buku keagamaan dari Jongeneel. Tulisan tersebut tentu akan banyak artinya bagi mereka yang berminat untuk menilai 'stock' buku-buku keagamaan di Indonesia, khususnya mengenai sejarah gereja.

Redaksi

BEBERAPA CATATAN SEKITAR PENGURAIAN MITE MANARMAKERI

SEBAGAI TUGAS TEOLOGIA BIBLIKA *)

oleh

Hans Martin Thimme

I. Tugas Teologia Biblika dalam Gereja Kristen Injili di Irian Jaya.

Sampai saat ini kekayaan kebudayaan setempat yang asli banyak dihargai oleh bidang ilmu antropologi, arkheologi, linguistik dan sebagainya. Ahli-ahli teologia yang meneliti kebudayaan ditempat pekerjaan pekabaran injil juga pada umumnya berusaha agar mengertinya menurut ilmu-ilmu tersebut sampai-sampai mereka memperlengkapi diri juga untuk tugas itu dengan suatu studi lanjutan. Dengan cara ini kebudayaan setempat dapat dicatat dan dipelajari dengan baik, agar tidak hilang dalam perkembangan pembangunan daerah. Usaha ilmiah ini jangan dikurangi kepentingannya. Bagi pengenalan diri setiap orang, sangatlah penting bahwa akar-akar dan latar-belakang kebudayaannya dikenal dan diketahui dengan baik agar supaya angkatan baru boleh mengidentifikasikan diri dengan baik dalam dunia mereka yang tertentu. Orang yang menyadari diri dengan baik sajalah yang boleh maju dan berkembang ke arah sasaran baru.

Di luar studi antropologi para ahli teologia, khususnya para penginjil, tidak menghiraukan tradisi-tradisi setempat, karena mereka telah membawa satu pengakuan baru dengan maksud menobatkan penduduk yang masih belum beragama Kristen. Dengan demikian maka pendidikan agama Kristen sangat ditekankan, sedangkan tradisi yang lama diting

*) Pidato yang disampaikan untuk memperingati Dies Natalis VII Sekolah Tinggi Teologia Gereja Kristen Injili di Abepura.

« ÎnapoiContinuă »