Imagini ale paginilor
PDF
ePub

Dr. Fridolin Ukur adalah direktur Lembaga Penelitian dan Studi DGI. Ia sudah beberapa kali memperkenalkan diri kepada pembaca PENINJAU dengan karangan-karangan yang menyangkut warisan kebudayaan, terutama dari suku Dayak di Kalimantan.

Dr. J.L.Ch. A bine no, ketua umum Dewan Gereja-gereja di Indonesia dan mahaguru pada Sekolah Tinggi Theologia Jakarta, menyumbangkan dalam nomor Peninjau ini pandangan-pandangannya tentang thema Sidang Raya DGI yang pernah dikemukakannya di Salatiga sebagai salah satu ceramah utama.

Dr. T.B. Simatupang, salah seorang ketua DGI, dan salah seorang ketua DGD, pada masa akhir-akhir ini sangat memikirkan soal-soal yang berhubungan dengan keesaan gereja dan kesatuan bangsa. Karangannya yang dimuat dalam nomor PENINJAU ini merupakan pula salah satu ceramah utama pada Sidang Raya DGI di Salatiga bulan Juli 1976.

Dr. S.A.E. Nababan adalah sekretaris umum Dewan Gereja-gereja di Indonesia. Ia pernah berstudi di Jerman Barat (Heidelberg) dan menjadi kenal di lingkungan oikumenis sebagai pimpinan pemuda. Sekarang ia pula menduduki beberapa jabatan di Dewan Gereja-gereja se-Dunia dan di Persekutuan Gereja-gereja Luteran.

ALAMAT ALAMAT PARA. PENGARANG

[ocr errors]

Dr. Fridolin Ukur, LPS-DGI, Jl. Salemba Raya 10, Jakarta Pusat; Dr. J.L.Ch. Abineno, Sekolah Tinggi Theologia, Jalan Proklamasi 27, Jakarta Pusat; Dr. T.B. Simatupang, DGI, Jl. Salemba Raya 10, Jakarta - Pusat; Dr. S.A.E. Nababan, DGI, Jl. Salemba Raya 10, Jakarta Pusat; Sdr. Y. Wiriadinata M.Th., LPS-DGI, Jl. Salemba Raya 10, Jakarta Pusat; Dr. Olaf Schumann, LPS-DGI, Jl. Salemba Raya 10, Jakarta Pusat.

[ocr errors]

[graphic]
[ocr errors]

MAJALAH LEMBAGA PENELITIAN DAN STUDI-DGI.

[ocr errors]

Majalah PENINJAU diterbitkan empat kali setahun oleh Lembaga Penelitian dan Studi Dewan Gereja-gereja di Indonesia untuk kalangan sendiri. Maksud penerbitan ini ialah melaporkan hasil pekerjaan LPS-DGI serta merangsang pertukaran pikiran mengenai soal-soal yang digarap dalam bidang-bidang kemasyara katan, kebudayaan dan keagamaan di sekitar kehidupan Gereja di Indonesia. Redaksi menyambut baik tanggapan dari para pembaca. Siapa yang hendak me nyumbang pikirannya atau hasil penelitiannya diundang menghubungi :

[blocks in formation]

Buku-buku yang diminta untuk dibicarakan dalam majalah PENINJAU, harap dikirim dua eksemplar kepada alamat pos LPS-DGI.

[blocks in formation]

Nomer terakhir Peninjau tahun ini ditandai oleh sekaligus banyak tema yang merupakan hasil persentuhan dalam berbagai masalah yang hidup, di kalangan keagamaan maupun kemasyarakatan kita.

Menyambung pokok-uokok yang dimuat dalam Peninjau yang baru ialu, pendeta Eka Darmaputera kembali merenungkan suatu pokok me ngenai keesaan gereja yang menjadi salah satu pergumulan utama dari Sidang Raya DGI yang ke-VIII di Salatiga. Renungan yang diungkap dalam gaya pribadi yang khas ini didasarkan atas pertanyaan bagaimana memikirkan suatu strategi bersama untuk mencapai keesaan gereja-gereja di Indonesia sekarang ini.

Pertanyaan mengenai strategi agak senada dengan pertanyaan mengenai methode. Abdurahman Wahid dalam lapangan yang sedikit agak berbeda mengemukakan suatu persoalan yang sifatnya mendasar sehubungan dengan penerapan methode-methode ilmiah untuk memahamkan dan mengertikan soal-soal keagamaan, khususnya penyelidikan ke-Islaman. Sebagai seorang tokoh yang banyak berkecimpung dalam dunia pesantren (Sekretaris-jendral Pesantren Tebuireng di Jombang), kupasannya dalam Peninjau kali ini adalah mengenai sesuatu masalah yang mungkin belum begitu populer di tengah-tengah kehidupan keagamaan kita pada umumnya. Namun sekelumit problim yang ia lontarkan telah memberikan bayangan betapa perjuangan yang sulit telah dan harus kita pikirkan bersama dalam kehidupan keagamaan dalam masyarakat yang mau tak mau harus berhadapan dengan dunia modern.

Dari dalam kesibukan LPS-DGI sendiri Yahya Wiriadinata telah berusaha mengangkat 'proyek' nya yang ia kerjakan sehari-hari. Proyek tiga tahun untuk mempelajari masalah non-pribumi memang memerlukan suatu penjajagan pendahuluan yang sifatnya menyeluruh. Naskah yang tiba di tangan pembaca ini merupakan singkatan yang padat dan menyeluruh dari usaha pendahuluan itu. Gereja-gereja non-pribumi bagaimanapun akan merupakan suatu fenomen yang menarik di negeri ki

ta.

Selanjutnya pendeta J.A.B. Jongeneel yang sekarang ini bekerja sebagai pengajar di fakultas theologia di Tomohon Sulawesi Utara menyumbangkan pula suatu pembahasan di sekitar pokok mengenai 'kebebasan beragama' yang dihubungkan dengan konstitusi Perserikatan Bangsa-bangsa. Suatu masalah klasik yang mungkin penting juga untuk kita renungkan bersama.

Akhirnya adalah sebuah risalah mengenai perataan pendapatan. Risalah ini disiapkan oleh Dharma-Cipta DGI guna turut serta meramaikan diskusi mengenai 'penjabaran Pancasila' di mana soal tersebut turut dibahas bersama-sama dengan Universitas Satyawacana Salatiga.

Redaksi

« ÎnapoiContinuă »